A PRIMER OF FRUEDIAN
Bab 5 Personalitas yang Stabil
Bab 5 Personalitas yang Stabil
Perubahan terbesar dalam personalitas berlangsung selama dua
dekade pertama dari hidup. Ini adalah periode yang didalamnya orang mematangkan
diri dan belajar mengatasi atau menyesuaikan diri pada frustrasi-frustrasi
internal maupun eksternal dan ketakmampuan-ketakmampuan personal, memperoleh
kebiasaan-kebiasaan dan keahlian dan pengetahuan, untuk menjauhkan dari rasa
sakit dan meredakan kecemasan, untuk mendapatkan objek-objek yang dijadikan
tujuan dan memastikan kepuasan, untuk mengkompensasi kehilangan-kehilangan,
privasi dan deprivasi, dan untuk menyelesaikan konflik-konflik. Dengan
berakhirnya periode ini, personalitas biasanya mencapai suatu derajat
kekonstanan atau equilibrium yang bertahan sampai proses deterioratif masa tua.
Organisasi dan dinamika personalitas dikatakan telah menjadi stabil.
Ketika kita membicarakan personalitas yang stabil kami tidak
hendak menyiratkan bahwa semua orang mengembangkan pola personalitas yang
sama. Ekuilibrium mungkin dibangun di
sekitar mekanisme pertahanan tertentu seperti misalnya represi, proyeksi, atau
reaksi-buatan, atau ia bisa dilandaskan pada identifikasi kuat tertentu seperti
yang terjadi ketika seseorang membuat model bagi dirinya yang diambil dari
figur ayah, atau kerabat yang lebih tua atau tokoh lainnya. Stabilitas juga
lahir dari perkembangan displacement, sublimasi, dan kompromi-kompromi yang
habitual. Jumlah pola, displacement, dan kompromi yang berbeda pada prakteknya
tidak terhingga, seperti terlihat jelas jika kita membayangkan keanekaragaman
aktivitas orang dewasa. Terdapat ribuan cara yang mengisi waktu mereka. Tak ada
dua orang yang memiliki pola yang setepatnya sama dalam minat, citarasa, dan
attachments, akan tetapi masing-masing sampai pada suatu jalan hidup yang
memberikannya semacam stabilitas.
Juga dengan istilah personalitas yang stabil itu tidak
berarti sama dengan apa yang orang lain katakan sebagai personalitas yang
dewasa, atau sehat, atau well-adjusted, atau ideal. Semua istialh-istilah ini
mungkin menggambarkan tipe personalitas yang stabil tertentu, tapi banyak orang
mengembangkan stabilitasnya tanpa pernah menjadi dewasa atau well-adjusted.
Stabilitas mereka mungkin didasarkan atas fiksasi-fiksasi dan simptom-simptom
neurotik atau atas penarikan diri yang psikotik. Seorang yang alkoholik mungkin
amat mapan dan tenang dalam keadaannya, akan tetapi hampir tak dapat dikatakan
bahwa dia well-adjusted. Personalitas yang tergantung secara oral dan retentif
secara anal mungkin telah mengembangkan konsistensi yang tinggi, tapi tak satu
pun dari keduanya dipandang sebagai dewasa. Banyak personalitas-personalitas
yang stabil pada kenyataannya are stunted in their growth, misalnya, the
perennial adolescent who never grows up. Meskipun istilah personalitas yang
stabil mungkin menyiratkan bahwa orang dewasa has setled down to a ruotine,
bebal karena terlalu familiar, ini bukanlah implikasi yang hendak kami terakan
dalam ingatan pembaca. Stabilisasi tidaklah perlu berarti bahwa tak adanya
variasi dalam kehidupan seseorang, meski untuk sebagian orang akanlah sebegitu
artinya. Stabilisasi biasanya berarti bahwa variasi akan selaras dengan suatu
pola yang konsisten dan dapat diramalkan. Seorang dewasa bisa pindah kerja atau
ganti istri atau hobi dengan lumayan kerap, tapi kerja atau istri atau hobi
baru itu memiliki kemiripan dengan yang lama. variasi-variasi pada tema yang
sama (istilah Freud adalah repetition compulsion) rather than a sucession of
new themes characterize the behaviour of the typical stabilized adult.
Terakhir, personalitas yang stabil bukanlah berarti
personalitas yang didalamnya tidak ada satu pun frustrasi, kecemasan, atau
jenis ketegangan lainnya. Kehidupan tidak pernah bebas dari ketegangan. Lebih
tepat, personalitas yang stabil adalah personalitas yang didalamnya
aransemen-aransemen yang sedikit banyak permanen dalam menangani meningkatnya
ketegangan yang telah muncul. Apakah aransemen-aransemen ini, merupakan pokok
masalah dari bab ini.
Jelaslah cara yang paling efektif dalam menangani atau
menghindarkan meningkatnya ketegangan adalah dengan memakai proses-proses
sekunder dari ego yang, it will be recalled, terdiri dari pemikiran, penalaran
dan pemecahan masalah yang realistik. Mendapat pelatihan dan pengalaman yang
mencukupi dalam pemecahan masalah yang logis dan rasional sepanjang 20 tahun
pertama usianya dan kematangan intelektual yang mencukupi, seorang dewasa
harusnya mampu memecahkan sebagian permasalahan yang menghadapinya dalam cara
yang realistik dan memuaskan. Agar proses sekunder berjalan dengan efisien
perlulah untuk menghadang object-cathex object cathex dari id dan cathex-cathex
yang diidealisir dari superego dengan anti-cahtex. Jika tidak cathex-cathex ini
akan cenderung mendistorsikan prinsip realitas milik ego dengan mengotorinya
dengan pemikiran moralistik atau yang wishful. Lebih jauh lagi, aliran energi
yang kontinyu harus selalu available bagi proses-proses psikologis berupa
persepsi, memori, penilaian, dan diskriminasi, semenjak proses sekunder begitu
sering menggunakan fungsi-fungsi ini.
Penyaluran energi ke proses-proses ego berarti bahwa energi
bebas/cair dari id diubah menjadi energi yang terikat [bound energy]. Energi
dikatakan berada dalam keadaan terikat ketika aliran energi yang bergerak bebas
yang menjadi ciri dari excitation instingtif diubah ke dalam a relatively
quiescent tonic charge. Ini dicapai dengan penyuntikkan energi ke dalam fungsi
ego yang tak melakukan/menghasilkan pelepasan ketegangan. A person thinks
instead of acts. Analogi yang mungkin membantu untuk menjelaskan apa yang
terjadi ketika energi menjadi terikat. Sepanjang seseorang tidak memiliki
kewajiban-kewajiban atau tanggung jawab finansial dia bisa membelanjakan
uangnya dengan bebas dan secara impulsif. Dia bisa memperjudikannya,
menghabiskannya pada makanan dan minuman atau menghabiskannya pada kenikmatan
apa pun yang pada saat itu menggodanya. Akan tetapi, ketika dia merasa [assume]
punya kewajiban dengan membeli sesuatu secara kredit, dengan menginvestasikan
uangnya, atau dengan membayar pajak, atau ketika dia melaksanakan
tanggunjawabnya dengan menyediakan makanan secara reguler, tempat bernaung, dan
kebutuhan dasar dan kenyamanan hidup lainnya bagi dirinya dan bagi orang lain,
lalu dia menekadkan diri untuk membelanjakan uangnya untuk tujuan-tujuan
tertentu. he had tied up his money in monthly bills and fixed expenses and
tidak lagi menghabiskannya sesuka yang ia mau. Seperti itu pulalah personalitas
mengikat energi psikisnya dengan menginvestasikannya dalam proses-proses ego
yang stabil dan terorganisir. Stabilitas juga dicapai dengan menginvestasikan
energi dalam mekanisme-mekanisme proyeksi, reaksi-buatan, represi, fiksasi, dan
regresi. Jika seseorang tidak dapat menangani realitas as it actually is, dia
bisa mencoba mengubah realitas itu dan membuatnya menjadi satu nada dengan
keinginan-keinginan dan ideal-idealnya. Meski strategi-strategi di pihak ego
ini mendistorsi dan memfalsifikasi realitas, meski begitu semua itu efektif
dalam memberikan perlindungan terhadap efek-efek yang melumpuhkan dari
kecemasan dan frustrasi. Stabilitas yang diberikan oleh mekanisme pertahanan
mungkin merupakan stabilitas yang rapuh jika pertahanan itu lemah, tapi ketika
telah selama 20 tahun memperkuat pertahanan tersebut mereka tampaknya tidak
akan jatuh remuk dengan begitu saja. Pertahanan tersebut menghabiskan energi
yang diperuntukan bagi proses sekunder dan mengambil alih peran yang selama ini
dilakukan oleh pemikiran realistik.
Pada saat seseorang mencapai masa dewasa, displacement dan
sublimasi sudah terbentuk kukuh di atas basis yang lumayan permanen, dan
transformasi serta fusi insting-insting sebagian besarnya telah selesai.
Pengalaman-pengalaman dua puluh tahun pertama mengajarkannya bagaimana melakukan
kompromi yang dalam ukuran tertentu memuaskan atau yang, jika tidak memuaskan,
sedikitnya membantunya untuk tabah dalam mengalami rasa sakit dan kecemasan.
Kompromi-kompromi ini mengungkapkan dirinya sebagai minat, sikap, attachment,
dan preferensi. They have a hand not only in determining the major decision of
life�misalnya,
memilih profesi dan memilih pasangan hidup�tapi mereka juga
terlibat dalam bermacam keputusan-keputusan minor yang harus diambil dalam
kehidupan sehari-hari. Konsistensi yang dengannya pilihan-pilihan ini dibuat
dan apa yang disebut konservatisme atau resistansi to change of the adult
disebabkan oleh karakter tak berubah dari cathex-cathex orang dewasa. Sifat tak
gampang menyerah dari cathex-cathex ini bergantung pada dua faktor penting: (1)
cathex-cathex itu diberi energi oleh sejumlah sumber-sumber instingtual
(instingtual fusion) dan (2) mereka tidak membiarkan pelepasan ketegangan
secara tuntas karena mereka dihadang oleh anti-cathex. One�s
work, misalnya, melibatkan sejumlah aktivitas yang berbeda yang memuaskan
bermacam excitation instingtual, tapi kepuasan dari semua excitation itu at any
one time is highly improbable. Ritual, tradisi, adat, konvensi, keseragaman,
tatanan, konservatisme, habit, dan repetisi, semuanya mencirikan personalitas
yang stabil, memperlihatkan kompromi di antara daya pendorong (cathex) dengan
daya penentang/pembendung (anti-cathex).
Ini membawa kita pada peran superego dalam personalitas
orang dewasa. Cathex-cathex dari ego-ideal merepresentasikan sublimasi atas
object-cathex yang primitif. Karakter sublimasi tersebut aslinya bergantung
pada jenis prilaku yang membuat si anak diberi ganjaran. Apakah sublimasi akan
dipertahankan atau tidak bergantung pada gilirannya pada kepuasan atau
pengurangan rasa sakit yang terus ada. Jika, dalam jangka panjang, ia tidak
memberikan rasa nikmat, sublimasi tersebut akan hilang. Selaras dengan itu
pula, sepanjang masa-masa pertumbuhan, ideal-ideal yang dipuaskan menjadi
diperkukuh dan ideal yang tak melayani tujuan apapun dipangkas. The finished
personality contains the residue of the idealized object-choices yang merupakan
kegiatan mereduksi ketegangan. Kepatuhan religius, kerja-kerja sosial,
partisipasi kelompok, pengejaran-pengejaran prestasi kultural, estetis, dan kesastraan,
dan studi alam merupakan representatif dari sublimasi-sublimasi orang dewasa.
Dalam cara yang sama, jejaring larangan-larangan
(anti-cathexes) adalah nurani menjadi terstabilkan. Larangan-larangan dibikin
lemah dan menghilang ketika pengalaman membuktikan bahwa ancaman-ancaman pada
mana larangan tersebut didasarkan sudah tidak ada lagi, sementara
larangan-larangan yang secara periodis diperkuat oleh ketakutan akan hukuman
menjadi menetap dalam personalitas. Ego dipaksa untuk menyelaraskan diri [to
come to terms with] dengan tuntutan-tuntutan anti-cathexes superego. Ia
melakukannya dengan mencari jalan tengah antara cathex-cathexnya sendiri atau
cathex dari id dengan anticathex milik nurani. Jalan tengah ini bertanggung
jawab bagi ciri personalitas stabil lainnya, yaitu, its moderation. Ini
biasanya jauh kurang spontan dan impulsif dalam perilaku orang dewasa ketika
dibandingkan dengan perilaku para remaja. Akan tetapi, jika anticathe-
anticathex superego be very strong relative to the id or ego object-choices,
the stabilized persnality will be marked, not by moderation, tapi oleh
rigiditas. Orang yang memiliki personalitas semacam itu menjalani hidup yang
selalu terlindung dan terkungkung. Stabilitasnya adalah stabilitas dari orang
yang mengenakan strait jacket.
In the final analysis, personalitas yang stabil adalah
personalitas yang telah mencapai, melalui proses pembelajaran dan pendewasaan,
balans atau ekuilibrium antara cathex-cathex dengan anti-cathex. Sifat balans
ini, artinya, apakah ia lebih pada sisi pemenuhan atau lebih pada sisi
penentangan atau berada di pertengahan, ditentukan oleh pengaruh-pengaruh yang
are brought to bear upon the developing personality. Mayoritas larangan,
ancaman, hukuman, kegagalan, deprivation, koersi, frustrasi, ketakadekuatan,
dan kekurangan-kekurangan akan cenderung membentuk dan memberi energi pada
daya-daya pembendung dalam personalitas; sementara mayoritas keberhasilan,
pemuasan, kemenangan, adekuasi, dan perestasi-prestasi akan cenderung memihak
pembentukan cathex-cathex. Secara umum, keberadaan anti-cathex yang kuat akan
meningkatkan level ketegangan yang dimiliki personalitas semenjak anti-cathex
menjauhkan energi psikis untuk dilepaskan. Akan tetapi, terlepas dari adanya
ketegangan yang considerable personalitas lumayan bisa stabil sepanjang
ekuilibrium di antara daya-daya itu tetap terjaga. Some people who appear to be
on the verge of flying to pieces momentarily retain their stability because the
opposing forces are about evenly balanced.
Stabilitas juga dihasilkan oleh resolusi atas
konflik-konflik antara daya-daya instingtual yang saling berlawanan atau
derivatif-derivatifnya. Resolusi suatu konflik bisa terjadi dalam beberapa
cara. Salah satu pihak mungkin memenangkan situasi. Misalnya, cinta mungkin bisa
menaklukkan atau menetralisir kebencian. Ini tidak berarti bahwa rasa benci
hilang; it will continue to exit in a latent or suppressed form. Jika cinta
melemah, benci sekali lagi akan mengejawantahkan diri. Suatu konflik mungkin
juga diselesaikan dengan mencari cara dalam memuaskan kedua motif yang sedang
berkonflik itu. Ini bisa dicapai dengan melakukan transaksi-transaksi yang
berbeda dengan jenis-jenis objek yang berbeda. Misalnya, seseorang bisa
memperlihatkan sikap bersahabat kepada asosiatenya (mereka yang in-grup) dan
sikap permusuhan pada orang asing (mereka yang out-group). Orang akan mengalah
pada yang superior dan mengintimidasi mereka yang inferior. Suatu konflik
mungkin pula diselesaikan dengan secara bergantian mengekspresikan insting yang
satu kemudian insting yang lain pada objek yang sama. Cinta bisa dan seringkali
berbelok arah dengan antagonismenya dalam hubungan intim. Bentuk resolusi ini
seperti jarum jam yang bergoyang diantara dua kutub.
Barangkali cara yang paling prevalen dalam menyelesaikan
konflik adalah penyelesaian melalui fusi atau integrasi. Orang yang mendapati
cara untuk memuaskan dua daya yang saling berseteru itu dalam satu aktivitas
tunggal. Misalnya, orang who holds a responsible position as a salaried
employee in a large corporation satisfies both his desire for dependence, by
being a salaried member of a secure and more or less paternalistic
organization, and his desire for independence, by having duties and
responsibilites which require independent judgement and initiative. Demikianlah
dia tidak menjadi terlalu cemas dengan keadaannya yang amat tergantung itu
ataupun terlalu tak pasti dan rapuh karena sepenuhnya independent. During the
exploratory period of the first two decades, seseorang belajar banyak cara dalam
mengintegrasikan konflik-konfliknya. Dia belajar bahwa dia bisa mendapatkan kue
dan juga memakannya, meski dia barangkali tidak pernah mendapatkan sebanyak
yang dia mau.
In summary, then, personalitas yang stabil adalah
personalitas yang didalamnya energi psikis menemukan cara-cara yang sedikit
banyak konstan dalam membelanjakan energi itu dalam melaksanakan kerja-kerja
psikologis. The precise nature of this work ditentukan oleh karakteristik
dinimis dan struktural dari id, ego, dan superego, oleh interaksi-interaksi
diantara mereka, dan oleh sejarah perkembangan id, ego, dan superego itu.
Referensi
Freud, Sigmund. (1910) Leonardo da Vinci: A Study in
Psycho-sexuality. New York: Random House, Inc., 1947.
Freud, Sigmund. (1920) Beyond the Pleasure Principle.
London: The Hogarth Press, 1948.
Freud, Sigmund. (1930) Civilization and its Discontents.
London: The Hogarth Press, 1930.
Bacaan yang direkomendasikan
Disamping tulisan-tulisan Sigmund Freud yang disebutkan
diakhir tiap-tiap bab, daftar buku berikut ini dianjurkan pula bagi pembaca.
Semua buku ini ditulis dengan bahasa yang jernih, dalam gaya yang menarik, dan,
yang utama, tidak teknis.
Baruch, Dorothy, One Little Boy. New York: Julian Press,
Inc., 1952.
Jika orang ragu akan pengaruh krusial dari perasaan agresif
dan seksual dalam kehidupan seorang anak kecil, keraguannya itu akanlah hilang
dengan membaca buku ini. Ditulis oleh seorang psikolog dan terapis anak
terkemuka. Anda akan merasa seperti membaca novel.
Berg, Charles. Deep Analysis. New York: W.W. Norton &
Company, Inc., 1947.
Buku ini merupakan sekuel menarik untuk One Little Boy. Dr.
Berg memerikan, dengan lumayan mendetail, psikoanalisis dari seorang pria dalam
usianya yang ketiga puluh. Jika orang ingin tahu apa yang terjadi sepanjang
psikoanalisis sebagai sebuah metode perawatan dia akan mendapatinya dalam buku
ini.
Blum, Gerald S. Psychoanalytic Theories of Personality. New
York: McGraw-Hill Book Company, Inc., 1958.
Buku yang berguna dan tersusun rapi ini menghadirkan bermacam
sudut pandang, Freudian, neo-Freudian, dan non-Freudian. Utamanya ia berkenaan
dengan perkembangan personalitas. Meski ditulis sebagai sebuah buku teks, ia
tidaklah terlalu teknis bagi pembaca umum.
Deutsch, Helene. Psychology of Women. 2 volume. New York:
Grune and Stratton, Inc., 1944.
Sedikit diketahui bahwa psikoanalis perempuan terkenal ini
menulis tentang seksnya. Buku ini merupakan studi atas psikologi feminin yang
mengagumkan.
Erikson, E.H. Childhood and Society. New York: W.W. Norton
& Company, Inc., 1950.
Seorang psikoanalis anak terkemuka memperlihatkan bagaimana
ego seorang anak berkembang dalam hubungannya dengan masyarakat. Dia
mengilustrasikan poin-poin utamanya dengan menggunakan bahan-bahan kasus yang
excellen yang diambil dari pengalamannya sendiri.
Fenichel, Otto. The Psychoanalytic Theory of Neurosis. New
York: W.W. Norton & Company, Inc., 1945.
Penjelasan komprehensif tentang psikologi abnormal Freud ini
dipandang sebagai tulisan yang otoritatif dan definitif. Isi yang merangsang
pemikiran dari buku ini membuatnya agak sulit di baca, tapi layak untuk
didalami.
Hendrick, Ives. Facts and Theories of Psychoanalysis. New
York: Alfred A. Knopf, Inc., 1947.
Dr. Hendrick, seorang psikoanalis Amerika terkenal, menulis
dengan otoritas dan kejernihan tentang segenap aspek dari psikoanalisis.
Horney, Karen. New Ways in Psychoanalysis. New York: W.W.
Norton & Company, Inc., 1939.
Dr. Horney dikenal sebagai neo-Freudian (orang yang menerima
beberapa konsep Freud sementara membuang atau merevisi konsep lainnya).
Dikatakan tentang Horney bahwa wanita ini mengadopsi titik pandang yang lebih
ke sosiologis daripada yang dilakukan Freud. Sebagian pembaca akan mendapati
pandangan-pandangannya lebih mudah diterima daripada milik Freud.
Jones, ernest. The Life and Work of Sigmund Freud, Vol. I
New York: Basic Books, Inc., 1953
Volume pertama dari karya yang diproyeksikan tiga volume
meliputi tahun-tahun penggodokan dan penemuan-penemuan dasar-dasar psikologi
dari Sigmund Freud. Biografi ini telah dikarakterisasi sebagai salah satu
biografi terpenting dari jaman modern. Pembaca yang tertarik dengan hidup dan
kerja Freud bisa mulai bacaannya dengan membuka buku ini.
Menninger, Karl. Man Against Himself. New York: Harcourt,
Brace and Company, 1938.
Dr. Menninger, psikoanalis Topeka, telah menulis penjelasan
yang mendetail dan terdokumentasikan tentang insting kematian.
Mullahy, Patrick.
Oedipus Myth and Complex, New York: Hermitage House, 1949.
Buku ini meliputi segala hal yang orang ingin ketahui
tentang kompleks Oedipus, yang Freud anggap sebagai salah satu penemuannya yang
terpenting.
Sterba, Richard. Introduction to the Psychoanalytic Theory
of the Libido. New York: Nervous and Mental Disease Monographs, 1942.
Penjelasan yang singkat namun jernih tentang teori
perkembangan dan keberagaman insting seksual Freud.
Dapatkan koleksi ebook lain di:
http://jowo.jw.lt
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berikan komentar, terbuka dengan masukan, kritik, dan saran.