Kamis, 17 Januari 2013

A PRIMER OF FRUEDIAN

Bab 5  Personalitas yang Stabil

Perubahan terbesar dalam personalitas berlangsung selama dua dekade pertama dari hidup. Ini adalah periode yang didalamnya orang mematangkan diri dan belajar mengatasi atau menyesuaikan diri pada frustrasi-frustrasi internal maupun eksternal dan ketakmampuan-ketakmampuan personal, memperoleh kebiasaan-kebiasaan dan keahlian dan pengetahuan, untuk menjauhkan dari rasa sakit dan meredakan kecemasan, untuk mendapatkan objek-objek yang dijadikan tujuan dan memastikan kepuasan, untuk mengkompensasi kehilangan-kehilangan, privasi dan deprivasi, dan untuk menyelesaikan konflik-konflik. Dengan berakhirnya periode ini, personalitas biasanya mencapai suatu derajat kekonstanan atau equilibrium yang bertahan sampai proses deterioratif masa tua. Organisasi dan dinamika personalitas dikatakan telah menjadi stabil.

Ketika kita membicarakan personalitas yang stabil kami tidak hendak menyiratkan bahwa semua orang mengembangkan pola personalitas yang sama.  Ekuilibrium mungkin dibangun di sekitar mekanisme pertahanan tertentu seperti misalnya represi, proyeksi, atau reaksi-buatan, atau ia bisa dilandaskan pada identifikasi kuat tertentu seperti yang terjadi ketika seseorang membuat model bagi dirinya yang diambil dari figur ayah, atau kerabat yang lebih tua atau tokoh lainnya. Stabilitas juga lahir dari perkembangan displacement, sublimasi, dan kompromi-kompromi yang habitual. Jumlah pola, displacement, dan kompromi yang berbeda pada prakteknya tidak terhingga, seperti terlihat jelas jika kita membayangkan keanekaragaman aktivitas orang dewasa. Terdapat ribuan cara yang mengisi waktu mereka. Tak ada dua orang yang memiliki pola yang setepatnya sama dalam minat, citarasa, dan attachments, akan tetapi masing-masing sampai pada suatu jalan hidup yang memberikannya semacam stabilitas.

Juga dengan istilah personalitas yang stabil itu tidak berarti sama dengan apa yang orang lain katakan sebagai personalitas yang dewasa, atau sehat, atau well-adjusted, atau ideal. Semua istialh-istilah ini mungkin menggambarkan tipe personalitas yang stabil tertentu, tapi banyak orang mengembangkan stabilitasnya tanpa pernah menjadi dewasa atau well-adjusted. Stabilitas mereka mungkin didasarkan atas fiksasi-fiksasi dan simptom-simptom neurotik atau atas penarikan diri yang psikotik. Seorang yang alkoholik mungkin amat mapan dan tenang dalam keadaannya, akan tetapi hampir tak dapat dikatakan bahwa dia well-adjusted. Personalitas yang tergantung secara oral dan retentif secara anal mungkin telah mengembangkan konsistensi yang tinggi, tapi tak satu pun dari keduanya dipandang sebagai dewasa. Banyak personalitas-personalitas yang stabil pada kenyataannya are stunted in their growth, misalnya, the perennial adolescent who never grows up. Meskipun istilah personalitas yang stabil mungkin menyiratkan bahwa orang dewasa has setled down to a ruotine, bebal karena terlalu familiar, ini bukanlah implikasi yang hendak kami terakan dalam ingatan pembaca. Stabilisasi tidaklah perlu berarti bahwa tak adanya variasi dalam kehidupan seseorang, meski untuk sebagian orang akanlah sebegitu artinya. Stabilisasi biasanya berarti bahwa variasi akan selaras dengan suatu pola yang konsisten dan dapat diramalkan. Seorang dewasa bisa pindah kerja atau ganti istri atau hobi dengan lumayan kerap, tapi kerja atau istri atau hobi baru itu memiliki kemiripan dengan yang lama. variasi-variasi pada tema yang sama (istilah Freud adalah repetition compulsion) rather than a sucession of new themes characterize the behaviour of the typical stabilized adult.

Terakhir, personalitas yang stabil bukanlah berarti personalitas yang didalamnya tidak ada satu pun frustrasi, kecemasan, atau jenis ketegangan lainnya. Kehidupan tidak pernah bebas dari ketegangan. Lebih tepat, personalitas yang stabil adalah personalitas yang didalamnya aransemen-aransemen yang sedikit banyak permanen dalam menangani meningkatnya ketegangan yang telah muncul. Apakah aransemen-aransemen ini, merupakan pokok masalah dari bab ini.

Jelaslah cara yang paling efektif dalam menangani atau menghindarkan meningkatnya ketegangan adalah dengan memakai proses-proses sekunder dari ego yang, it will be recalled, terdiri dari pemikiran, penalaran dan pemecahan masalah yang realistik. Mendapat pelatihan dan pengalaman yang mencukupi dalam pemecahan masalah yang logis dan rasional sepanjang 20 tahun pertama usianya dan kematangan intelektual yang mencukupi, seorang dewasa harusnya mampu memecahkan sebagian permasalahan yang menghadapinya dalam cara yang realistik dan memuaskan. Agar proses sekunder berjalan dengan efisien perlulah untuk menghadang object-cathex object cathex dari id dan cathex-cathex yang diidealisir dari superego dengan anti-cahtex. Jika tidak cathex-cathex ini akan cenderung mendistorsikan prinsip realitas milik ego dengan mengotorinya dengan pemikiran moralistik atau yang wishful. Lebih jauh lagi, aliran energi yang kontinyu harus selalu available bagi proses-proses psikologis berupa persepsi, memori, penilaian, dan diskriminasi, semenjak proses sekunder begitu sering menggunakan fungsi-fungsi ini.

Penyaluran energi ke proses-proses ego berarti bahwa energi bebas/cair dari id diubah menjadi energi yang terikat [bound energy]. Energi dikatakan berada dalam keadaan terikat ketika aliran energi yang bergerak bebas yang menjadi ciri dari excitation instingtif diubah ke dalam a relatively quiescent tonic charge. Ini dicapai dengan penyuntikkan energi ke dalam fungsi ego yang tak melakukan/menghasilkan pelepasan ketegangan. A person thinks instead of acts. Analogi yang mungkin membantu untuk menjelaskan apa yang terjadi ketika energi menjadi terikat. Sepanjang seseorang tidak memiliki kewajiban-kewajiban atau tanggung jawab finansial dia bisa membelanjakan uangnya dengan bebas dan secara impulsif. Dia bisa memperjudikannya, menghabiskannya pada makanan dan minuman atau menghabiskannya pada kenikmatan apa pun yang pada saat itu menggodanya. Akan tetapi, ketika dia merasa [assume] punya kewajiban dengan membeli sesuatu secara kredit, dengan menginvestasikan uangnya, atau dengan membayar pajak, atau ketika dia melaksanakan tanggunjawabnya dengan menyediakan makanan secara reguler, tempat bernaung, dan kebutuhan dasar dan kenyamanan hidup lainnya bagi dirinya dan bagi orang lain, lalu dia menekadkan diri untuk membelanjakan uangnya untuk tujuan-tujuan tertentu. he had tied up his money in monthly bills and fixed expenses and tidak lagi menghabiskannya sesuka yang ia mau. Seperti itu pulalah personalitas mengikat energi psikisnya dengan menginvestasikannya dalam proses-proses ego yang stabil dan terorganisir. Stabilitas juga dicapai dengan menginvestasikan energi dalam mekanisme-mekanisme proyeksi, reaksi-buatan, represi, fiksasi, dan regresi. Jika seseorang tidak dapat menangani realitas as it actually is, dia bisa mencoba mengubah realitas itu dan membuatnya menjadi satu nada dengan keinginan-keinginan dan ideal-idealnya. Meski strategi-strategi di pihak ego ini mendistorsi dan memfalsifikasi realitas, meski begitu semua itu efektif dalam memberikan perlindungan terhadap efek-efek yang melumpuhkan dari kecemasan dan frustrasi. Stabilitas yang diberikan oleh mekanisme pertahanan mungkin merupakan stabilitas yang rapuh jika pertahanan itu lemah, tapi ketika telah selama 20 tahun memperkuat pertahanan tersebut mereka tampaknya tidak akan jatuh remuk dengan begitu saja. Pertahanan tersebut menghabiskan energi yang diperuntukan bagi proses sekunder dan mengambil alih peran yang selama ini dilakukan oleh pemikiran realistik.

Pada saat seseorang mencapai masa dewasa, displacement dan sublimasi sudah terbentuk kukuh di atas basis yang lumayan permanen, dan transformasi serta fusi insting-insting sebagian besarnya telah selesai. Pengalaman-pengalaman dua puluh tahun pertama mengajarkannya bagaimana melakukan kompromi yang dalam ukuran tertentu memuaskan atau yang, jika tidak memuaskan, sedikitnya membantunya untuk tabah dalam mengalami rasa sakit dan kecemasan. Kompromi-kompromi ini mengungkapkan dirinya sebagai minat, sikap, attachment, dan preferensi. They have a hand not only in determining the major decision of lifemisalnya, memilih profesi dan memilih pasangan hiduptapi mereka juga terlibat dalam bermacam keputusan-keputusan minor yang harus diambil dalam kehidupan sehari-hari. Konsistensi yang dengannya pilihan-pilihan ini dibuat dan apa yang disebut konservatisme atau resistansi to change of the adult disebabkan oleh karakter tak berubah dari cathex-cathex orang dewasa. Sifat tak gampang menyerah dari cathex-cathex ini bergantung pada dua faktor penting: (1) cathex-cathex itu diberi energi oleh sejumlah sumber-sumber instingtual (instingtual fusion) dan (2) mereka tidak membiarkan pelepasan ketegangan secara tuntas karena mereka dihadang oleh anti-cathex. Ones work, misalnya, melibatkan sejumlah aktivitas yang berbeda yang memuaskan bermacam excitation instingtual, tapi kepuasan dari semua excitation itu at any one time is highly improbable. Ritual, tradisi, adat, konvensi, keseragaman, tatanan, konservatisme, habit, dan repetisi, semuanya mencirikan personalitas yang stabil, memperlihatkan kompromi di antara daya pendorong (cathex) dengan daya penentang/pembendung (anti-cathex).

Ini membawa kita pada peran superego dalam personalitas orang dewasa. Cathex-cathex dari ego-ideal merepresentasikan sublimasi atas object-cathex yang primitif. Karakter sublimasi tersebut aslinya bergantung pada jenis prilaku yang membuat si anak diberi ganjaran. Apakah sublimasi akan dipertahankan atau tidak bergantung pada gilirannya pada kepuasan atau pengurangan rasa sakit yang terus ada. Jika, dalam jangka panjang, ia tidak memberikan rasa nikmat, sublimasi tersebut akan hilang. Selaras dengan itu pula, sepanjang masa-masa pertumbuhan, ideal-ideal yang dipuaskan menjadi diperkukuh dan ideal yang tak melayani tujuan apapun dipangkas. The finished personality contains the residue of the idealized object-choices yang merupakan kegiatan mereduksi ketegangan. Kepatuhan religius, kerja-kerja sosial, partisipasi kelompok, pengejaran-pengejaran prestasi kultural, estetis, dan kesastraan, dan studi alam merupakan representatif dari sublimasi-sublimasi orang dewasa.

Dalam cara yang sama, jejaring larangan-larangan (anti-cathexes) adalah nurani menjadi terstabilkan. Larangan-larangan dibikin lemah dan menghilang ketika pengalaman membuktikan bahwa ancaman-ancaman pada mana larangan tersebut didasarkan sudah tidak ada lagi, sementara larangan-larangan yang secara periodis diperkuat oleh ketakutan akan hukuman menjadi menetap dalam personalitas. Ego dipaksa untuk menyelaraskan diri [to come to terms with] dengan tuntutan-tuntutan anti-cathexes superego. Ia melakukannya dengan mencari jalan tengah antara cathex-cathexnya sendiri atau cathex dari id dengan anticathex milik nurani. Jalan tengah ini bertanggung jawab bagi ciri personalitas stabil lainnya, yaitu, its moderation. Ini biasanya jauh kurang spontan dan impulsif dalam perilaku orang dewasa ketika dibandingkan dengan perilaku para remaja. Akan tetapi, jika anticathe- anticathex superego be very strong relative to the id or ego object-choices, the stabilized persnality will be marked, not by moderation, tapi oleh rigiditas. Orang yang memiliki personalitas semacam itu menjalani hidup yang selalu terlindung dan terkungkung. Stabilitasnya adalah stabilitas dari orang yang mengenakan strait jacket.

In the final analysis, personalitas yang stabil adalah personalitas yang telah mencapai, melalui proses pembelajaran dan pendewasaan, balans atau ekuilibrium antara cathex-cathex dengan anti-cathex. Sifat balans ini, artinya, apakah ia lebih pada sisi pemenuhan atau lebih pada sisi penentangan atau berada di pertengahan, ditentukan oleh pengaruh-pengaruh yang are brought to bear upon the developing personality. Mayoritas larangan, ancaman, hukuman, kegagalan, deprivation, koersi, frustrasi, ketakadekuatan, dan kekurangan-kekurangan akan cenderung membentuk dan memberi energi pada daya-daya pembendung dalam personalitas; sementara mayoritas keberhasilan, pemuasan, kemenangan, adekuasi, dan perestasi-prestasi akan cenderung memihak pembentukan cathex-cathex. Secara umum, keberadaan anti-cathex yang kuat akan meningkatkan level ketegangan yang dimiliki personalitas semenjak anti-cathex menjauhkan energi psikis untuk dilepaskan. Akan tetapi, terlepas dari adanya ketegangan yang considerable personalitas lumayan bisa stabil sepanjang ekuilibrium di antara daya-daya itu tetap terjaga. Some people who appear to be on the verge of flying to pieces momentarily retain their stability because the opposing forces are about evenly balanced.

Stabilitas juga dihasilkan oleh resolusi atas konflik-konflik antara daya-daya instingtual yang saling berlawanan atau derivatif-derivatifnya. Resolusi suatu konflik bisa terjadi dalam beberapa cara. Salah satu pihak mungkin memenangkan situasi. Misalnya, cinta mungkin bisa menaklukkan atau menetralisir kebencian. Ini tidak berarti bahwa rasa benci hilang; it will continue to exit in a latent or suppressed form. Jika cinta melemah, benci sekali lagi akan mengejawantahkan diri. Suatu konflik mungkin juga diselesaikan dengan mencari cara dalam memuaskan kedua motif yang sedang berkonflik itu. Ini bisa dicapai dengan melakukan transaksi-transaksi yang berbeda dengan jenis-jenis objek yang berbeda. Misalnya, seseorang bisa memperlihatkan sikap bersahabat kepada asosiatenya (mereka yang in-grup) dan sikap permusuhan pada orang asing (mereka yang out-group). Orang akan mengalah pada yang superior dan mengintimidasi mereka yang inferior. Suatu konflik mungkin pula diselesaikan dengan secara bergantian mengekspresikan insting yang satu kemudian insting yang lain pada objek yang sama. Cinta bisa dan seringkali berbelok arah dengan antagonismenya dalam hubungan intim. Bentuk resolusi ini seperti jarum jam yang bergoyang diantara dua kutub.

Barangkali cara yang paling prevalen dalam menyelesaikan konflik adalah penyelesaian melalui fusi atau integrasi. Orang yang mendapati cara untuk memuaskan dua daya yang saling berseteru itu dalam satu aktivitas tunggal. Misalnya, orang who holds a responsible position as a salaried employee in a large corporation satisfies both his desire for dependence, by being a salaried member of a secure and more or less paternalistic organization, and his desire for independence, by having duties and responsibilites which require independent judgement and initiative. Demikianlah dia tidak menjadi terlalu cemas dengan keadaannya yang amat tergantung itu ataupun terlalu tak pasti dan rapuh karena sepenuhnya independent. During the exploratory period of the first two decades, seseorang belajar banyak cara dalam mengintegrasikan konflik-konfliknya. Dia belajar bahwa dia bisa mendapatkan kue dan juga memakannya, meski dia barangkali tidak pernah mendapatkan sebanyak yang dia mau.

In summary, then, personalitas yang stabil adalah personalitas yang didalamnya energi psikis menemukan cara-cara yang sedikit banyak konstan dalam membelanjakan energi itu dalam melaksanakan kerja-kerja psikologis. The precise nature of this work ditentukan oleh karakteristik dinimis dan struktural dari id, ego, dan superego, oleh interaksi-interaksi diantara mereka, dan oleh sejarah perkembangan id, ego, dan superego itu.

Referensi

Freud, Sigmund. (1910) Leonardo da Vinci: A Study in Psycho-sexuality. New York: Random House, Inc., 1947.

Freud, Sigmund. (1920) Beyond the Pleasure Principle. London: The Hogarth Press, 1948.

Freud, Sigmund. (1930) Civilization and its Discontents. London: The Hogarth Press, 1930.

Bacaan yang direkomendasikan

Disamping tulisan-tulisan Sigmund Freud yang disebutkan diakhir tiap-tiap bab, daftar buku berikut ini dianjurkan pula bagi pembaca. Semua buku ini ditulis dengan bahasa yang jernih, dalam gaya yang menarik, dan, yang utama, tidak teknis.

Baruch, Dorothy, One Little Boy. New York: Julian Press, Inc., 1952.

Jika orang ragu akan pengaruh krusial dari perasaan agresif dan seksual dalam kehidupan seorang anak kecil, keraguannya itu akanlah hilang dengan membaca buku ini. Ditulis oleh seorang psikolog dan terapis anak terkemuka. Anda akan merasa seperti membaca novel.

Berg, Charles. Deep Analysis. New York: W.W. Norton & Company, Inc., 1947.

Buku ini merupakan sekuel menarik untuk One Little Boy. Dr. Berg memerikan, dengan lumayan mendetail, psikoanalisis dari seorang pria dalam usianya yang ketiga puluh. Jika orang ingin tahu apa yang terjadi sepanjang psikoanalisis sebagai sebuah metode perawatan dia akan mendapatinya dalam buku ini.

Blum, Gerald S. Psychoanalytic Theories of Personality. New York: McGraw-Hill Book Company, Inc., 1958.

Buku yang berguna dan tersusun rapi ini menghadirkan bermacam sudut pandang, Freudian, neo-Freudian, dan non-Freudian. Utamanya ia berkenaan dengan perkembangan personalitas. Meski ditulis sebagai sebuah buku teks, ia tidaklah terlalu teknis bagi pembaca umum.

Deutsch, Helene. Psychology of Women. 2 volume. New York: Grune and Stratton, Inc., 1944.

Sedikit diketahui bahwa psikoanalis perempuan terkenal ini menulis tentang seksnya. Buku ini merupakan studi atas psikologi feminin yang mengagumkan.

Erikson, E.H. Childhood and Society. New York: W.W. Norton & Company, Inc., 1950.

Seorang psikoanalis anak terkemuka memperlihatkan bagaimana ego seorang anak berkembang dalam hubungannya dengan masyarakat. Dia mengilustrasikan poin-poin utamanya dengan menggunakan bahan-bahan kasus yang excellen yang diambil dari pengalamannya sendiri.

Fenichel, Otto. The Psychoanalytic Theory of Neurosis. New York: W.W. Norton & Company, Inc., 1945.

Penjelasan komprehensif tentang psikologi abnormal Freud ini dipandang sebagai tulisan yang otoritatif dan definitif. Isi yang merangsang pemikiran dari buku ini membuatnya agak sulit di baca, tapi layak untuk didalami.

Hendrick, Ives. Facts and Theories of Psychoanalysis. New York: Alfred A. Knopf, Inc., 1947.

Dr. Hendrick, seorang psikoanalis Amerika terkenal, menulis dengan otoritas dan kejernihan tentang segenap aspek dari psikoanalisis.

Horney, Karen. New Ways in Psychoanalysis. New York: W.W. Norton & Company, Inc., 1939.

Dr. Horney dikenal sebagai neo-Freudian (orang yang menerima beberapa konsep Freud sementara membuang atau merevisi konsep lainnya). Dikatakan tentang Horney bahwa wanita ini mengadopsi titik pandang yang lebih ke sosiologis daripada yang dilakukan Freud. Sebagian pembaca akan mendapati pandangan-pandangannya lebih mudah diterima daripada milik Freud. 

Jones, ernest. The Life and Work of Sigmund Freud, Vol. I New York: Basic Books, Inc., 1953

Volume pertama dari karya yang diproyeksikan tiga volume meliputi tahun-tahun penggodokan dan penemuan-penemuan dasar-dasar psikologi dari Sigmund Freud. Biografi ini telah dikarakterisasi sebagai salah satu biografi terpenting dari jaman modern. Pembaca yang tertarik dengan hidup dan kerja Freud bisa mulai bacaannya dengan membuka buku ini.

Menninger, Karl. Man Against Himself. New York: Harcourt, Brace and Company, 1938.

Dr. Menninger, psikoanalis Topeka, telah menulis penjelasan yang mendetail dan terdokumentasikan tentang insting kematian.

Mullahy, Patrick.  Oedipus Myth and Complex, New York: Hermitage House, 1949.

Buku ini meliputi segala hal yang orang ingin ketahui tentang kompleks Oedipus, yang Freud anggap sebagai salah satu penemuannya yang terpenting.

Sterba, Richard. Introduction to the Psychoanalytic Theory of the Libido. New York: Nervous and Mental Disease Monographs, 1942.

Penjelasan yang singkat namun jernih tentang teori perkembangan dan keberagaman insting seksual Freud.  

Dapatkan koleksi ebook lain di:
http://jowo.jw.lt




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan komentar, terbuka dengan masukan, kritik, dan saran.